05 Februari 2009

SMS darinya

Kl bpk te2p ambl kptsn t mk org yg sgt mrs b'slh adl sy.krn sy ud mematahkn smngt bpk.N sy jg pst sdih,Sy g mw bpk b'hnt kul krn sy.Sy pdli ma bpk, bkn'y bpk p'nh blg ingn jd pnulis N wrtwn.Ju2r sy syg ma bpk.Rs'y g bz jauh dr bpk.

Budaya

8-Point Star: KHATTUN dan ISTIWA  atau  KHATULISTIWA By: Faishal Ensath


pontianak110

Equator Monument, di Indonesia lebih familiar dengan Tugu Khatulistiwa. Sedangkan kata Khatulistiwa itu sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu KHATTUN ( خط)yang artinya “garis” dan ISTIWA (استواء) yang artinya “lurus” atau “tegak”. Jadi ketika dua suku kata tersebut dikombinasikan maka jadilah kata KHATULISTIWA yang artinya adalah “garis tengah”. Monument unik tersebut berada di Jalan Khatulistiwa, Siantan Kecamatan Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada di sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, menuju ke arah kota Mempawah. Tugu ini menjadi salah satu icon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak. Secara observasi ilmiah, bahwa jika matahari berada di belahan bumi bagian selatan, maka curah hujan lebih tinggi karena di belahan bumi tersebut banyak laut, sehingga frekuensi peguapan pun juga semakin menigkat, seperti pada bulan Oktober, November dan Desember. Sebaliknya jika matahari berada di belahan bumi bagian selatan, maka curah hujan akan lebih rendah.

Kota Pontianak menjadi istimewa karena dilalui garis khayal Equator atau garis Khatulistiwa ini. Garis itu membagi bumi ini menjadi dua bagian, yakni belahan utara dan selatan. Bila berdiri di titik lintang 0 derajat itu, jelas membuahkan kebanggaan tersendiri. Keistimewaan itu bermula dari ekspedisi internasional yang dipimpin oleh ahli geografi berkebangsaan Belanda tahun 1928. Tujuannya untuk menentukan titik atau tonggak garis Equator di Kota Pontianak. Setelah ditemukan, lalu dibangunlah sebuah tonggak dengan bentuk tanda panah di puncaknya. Itu penanda bahwa Kota Pontianak dilalui garis Khatulistiwa.

Tahun 1930 tonggak tersebut ditambah dengan bentuk lingkaran di puncaknya. Delapan tahun kemudian, tepatnya 1938, tonggaknya disempurnakan kembali oleh arsitek bernama Silaban dengan empat tonggak dari kayu belian. Masing-masing tonggak berdiameter 0,30 meter. Dua tonggak bagian depan setinggi 3,05 meter dan dua tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan tanda panah setinggi 4,40 meter. Hal itu menyimbolkan; bagian belakang yang tinggi sebagai simbol matahari terbit. Sedangkan bagian depan yang lebih rendah adalah sebagai lambang matahari terbenam. Anak panah yang terdapat pada tugu melambangkan arah kopas. Sementara lingkarannya mempunyai arti garis khatuilistiwa itu sendiri.

Tahun 1990, Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi total dengan penambahan kubah dan sekaligus duplikat tugu khatulistiwa dengan ukuran 5 kali lebih besar dari tonggak yang asli. Dua tonggak bagian depan herdiameter 1,5 permukaan tanah. Dua buah tongak di belakang tempat lingkaran dan tanda panah berdiameter 1,5 meter dengan ketinggian 22 meter dari permukaan tanah. Sedangkan panjang tanda panah 10,75 meter.

Di bagian bawahnya terdapat plakat bertuliskan 109 derajat 20'00" OLVGR yang menunjukkan letak berdirinya Tugu Khatulistiwa di garis bujur timur. Peresmian duplikat Tugu Khatulistiwa ini tanggal 21 September 1991 oleh Pardjoko Suryokusumo, Gubernur Kalimantan Barat saat itu.

[P1000013.JPG]Bagian bawah Tugu Khatulistiwa terdapat garis yang diwakili oleh lantai dengan warna yang berbeda. Saat terjadi titik kulminasi sinar matahari, semua benda di sekitar tempat ini tidak memiliki bayangan akibat posisinya tegak lurus dengan matahari. Peristiwa itu selalu diperingati secara meriah oleh masyarakat di Pontianak. Berbagai tarian khas Pontianak memeriahkan acara tersebut, sambil menunggu waktu dimana terjadinya titik kulminasi.

Tugu khatulistiwa ini buka setiap hari dari pukul 07.15 hingga pukul 16.00. Pengunjung dapat melihat-lihat dokumentasi perjalanan sejarahnya, disamping mempelajari pengetahuan tentang bumi dan astronomi. Di dalam tugu terdapat papan informasi kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara setiap tahunnya. Setiap pengunjung akan mendapatkan sertifikat gratis yang ditandatangani oleh Walikota Pontianak.

Untuk membuktikan bahwa Tugu Khatulistiwa berada di garis lintang nol derajat, datang saja ke tugu ini setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Pada tanggal tersebut saat matahari berada di atas kepala, bayangan kita, tugu, dan benda tegak lain di sekitar tugu tidak nampak. Dan istilah kulminasi ini memang sudah menjadi kalender tetap petugas di Tugu Khatulistiwa.

Satu lagi yang menarik dari Monument tersebut, yaitu masalah posisi sebenarnya dari Tugu Khatulistiwa ini, berdasrkan manual memang posisinya memang tidak berubah, tapi kalau berdasarkan penelitian satelit internasional, tugu ini telah bergeser dari tempat asalnya, yaitu sekitar 117 meter.

Suku Madura

v Istilah Suku Madura

Penyebutan dengan istilah suku Madura, karena memang suku ini pusat dan tempat asalnya berada di pulau Madura, Jawa Timur. Seiring dengan berjalannya waktu, maka keturunan dari suku Madura ini menyebar ke hampir bahkan di seluruh kawasan nusantara. Ada yang di pulau Sulawesi, Sumatera dan termasuklah pula di pulau Kalimantan ini. Hampir di Sesluruh provinsi dan kabupaten atau kota yang ada di Kalimantan terdapat suku Madura. Untuk di Kalimantan Barat yang paling dominan adalah di Kota dan Kabupaten Pontianak ataupun Kubu Raya sebagai kabupaten termuda. Kampung tempat tinggal saya, Parit Banyuates adalah salah satu kampung yang seluruh masyarakatnya adalah suku Madura.

v Adat Istiadat Suku Madura di Kampung Saya

Layaknya suku-suku yang lain, suku Madura juga banyak memiliki kebudayaan atau adat istiadat yang sangat khas. Katakanlah adat yang berkaitan dengan kekeluargaan, seperti pertunangan, pernikahan, acara bulan madu, serta acara tujuh bulan usia kandungan, Ada juga adat istiadat yang berhubungan dengan masyarakat lain, yang mana hal ini keberadaannya terikat dengan bulan-bulan khusus ataupun kejadian-kejadian tertentu. Untuk lebih jelas, berikut coba saya spesifikasikan penjelasan tentang adat istiadat suku Madura di kampung saya baik yang dalam lingkup keluarga ataupun yang terikat dengan waktu dan kejadian-kejadian tertentu.

· Adat yang Berkaitan dengan kekeluargaan

Ø Pertunangan

Dalam tradisi suku Madura, ada dua cara prihal pertunangan, yaitu pertunangan semenjak bayi. Maksudnya, kedua calon pasangan suami-istri tersebut memang sudah dijodohkan oleh orang tua kedua belah pihak semenjak masih bayi bahkan ketika baru dilahirkan ataupun ketika masih ada dalam kandungan dengan sebuah kesepakatan atau perjanjian kalau anak yang dilahirkan adalah laki-laki dari orang tua yang satu dan perempuan dari orang tua yang lain. Pertunangan yang semacam ini biasanya terjadi apabila orang tua yang bersangkutan adalah tinggal satu kampung, sahabat dekat atau bahkan kerabat sendiri, seperti saudara, sepupu dan lain sebagainya. Pertunangan seperti ini konon menurut ceritanya adalah bertujuan untuk semakin mempererat ikatan silaturrahim dan agar anaknya tidak nikah dengan orang dari kampung lain. Makanya orang Madura kalau daerah asalnya sudah satu kampung, kebanyakan adalah kerabat atau family. Namun pertunangan semacam ini pada era modern ini sudah cukup langka, karena biasanya setelah sang anak sama-sama dewasa dan sudah sampai waktu pada jenjang pernikahan kerap kali tidak ada kecocokan antara kedua anak tersebut, sehingga bukan eratnya silaturrahmi yang didapat melainkan konflik antar keluarga. tapi jangan salah, masih ada juga yang tetap mempertahankan tradisi pertunangan model ini.

Sedangkan model pertunangan yang kedua dalam suku Madura adalah seperti pertunangan pada umumnya. Dimana calon istri dan calon suami memang suadah sama-sama dewasa. Kebanyakan pertunangan semacam ini memang atas dasar suka sama suka, sehingga masalah restunya saja yang harus dari pihak orang tua. Dan memang pertunangan model inilah yang sekarang menjadi trend baru di kalangan masyarakat Madura ‘Parit Banyuates’.

Ø Pernikahan

Masalah nikah atau perkawinanpun juga ada dua jenis, yaitu Kawin Gantung dan yang satunya lagi biasa, sama dengan pernikahan pada umumnya. Kawin Gantung, maksudnya adalah melakukan prosesi akad nikah terlebih dahulu, setelah beberapa minggu atau bulan kemudian acara resepsi pernikahan baru dilakukan. Sedangkan jenis pernikahan yang satunya lagi sama dengan pernikahan pada umumnya.

Ø Acara Bulan Madu

Acara bulan madu ala suku Madura adalah dilaksanakan pada hari ketiga atau ketujuh dari hari pernikahan. Mempelai pria yang semenjak hari pernikahan sudah tinggal di rumah mertua, pada acara bulan madu atau ain main ini berkunjung kembali kepada rumah orang tuanya sendiri, dan termasuk kerumah saudara, dan kerabat terdekat lainnya dengan membawa makanan.

Ø Acara Tujuh Bulan Masa Kehamilan

Acara tujuh bulanan dari masa kehamilan ini dikenal dengan istilah pellet betteng. Biasanya dalam acara semacam ini, mengundang keluarga dan handaytaulan untuk kumpul bersama dan membaca surat-surat tertentu, seperti surat Yusuf, supaya anaknya tampan, surat Maryam, supaya anaknya cantik kalau perempuan, surat Muhammad, supaya kepribadiannya mencontoh Nabi Mhammad. Dan dilanjutkan dengan acara pemandian istri yang hamil beserta suaminya. Tapi tidak semua suami mau dimandikan, apalagi yang mempunyai bekal pendidkan agama, karena hal itu dianggap bid’ah.

· Adat yang Terikat Oleh Waktu atau Kejadian Tetentu

Pada tulisan ini, saya akan memaparkan dua dari adat istiadat suku Madura di kampung saya yang pelaksanaanya berhubungan dengan waktu atau bulan-bulan tetentu ataupun kejadian atau musibah.

Ø Adat atau Tradisi di Setiap Bulan-bulan Tertentu

ü Bulan Muharram dan Shafar

Pada bulan Muharram atau Surah, bulan Shafar atau Sappar, ada tradisi yang cukup menarik di kampung saya, yaitu pembagian tajin kepada keluarga dan tetangga-tetangga terdekat. Secara umum antara pembagian atau pengiriman tajin di bulan Muharram dan Shafar sama saja, Cuma bedanya kalau pada bulan Muharram tajinnya dinamakan tajin putih karena memang berwarna putih dengan bakunya yang terdiri dari tepung beras atau ketan. Di atas tajin tersebut ditaburi udang kecil, kacang goreng dan bawang goreng. Sedangkan untuk tajin yang di bulan Shafar dinamakan tajin merah, walau sebenarnya warnanya adalah merah-putih. Bahannya juga sama terbuat dari tepung beras atau ketan tapi ditumbuk terlibih dahulu, sehingga hasinya setelah masak menyerupai bubur bayi.

ü Bulan Rabi’ul Awal

Pada bulan rabi’ul Awal merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sehingga pada bulan ini ada semacam acara pembacaan Al-Barzanji yang konon untuk menghormat bulan kelahiran Rasulullah. Acara ini full selama sebulan, sedangkan puncaknya adalah pada tanggal 12 Rabi’ul Awal-nya.



Puisi

Faishal Ensath

“Doa Untuk Kesucian Cinta”

Di tengah keramaian dunia

Perasaan sunyi membungkam jiwa

Oh! Sungguh serasa ada yang hilang

Pergi dan tak kunjung datang-pulang

Bola mata menatap dengan kehampaan

Duka dan rindu tersembunyi dibalik senyuman

Asa dalam hati pupus perlahan

Akankah mampu di sini terus bertahan

Menunggu kedatangan

Mengharap sebuah pertemuan

Terdiam dalam penantian penuh lamunan

Dengan bertemankan tangisan

Haruskah aku berteriak dengan lantang

Haruskah aku berlari dengan kencang

Haruskah aku berteriak

Memanggilmu agar pulang

Haruskah aku berlari

Mencarimu agar kuhampiri

Tapi aku tak bisa

Sungguh aku tak kuasa

Telah parau suaraku

Karena tangis yang berkepanjangan

Telah lumpuh kakiku

Akibat terlalu lama duduk menantimu

Oh Tuhan! Yang maha memiliki segala sesuatu

Bukankah dia juga dalam kekuasaan-Mu

Maka aku mohon pada-Mu

Beri aku kepercayaan

Untuk menjaganya

Izinkan aku mendampinginya

Dan restuilah aku oh Tuhan!

Untuk meletakkan cincin di jari manisnya



Faisal Ensath

Hidayah-Mu

Siang dan malam yang silih berganti

Di setiap bilangannya berkali-kali kulangkahkan kaki

Di dalamnya telah banyak kulewatkan kisah

Yang melukai hati hingga berdarah

Tiada henti setiap hari……………..

Kaki ini melangkah dan terus melangkah

Hingga terasa lelah, mendesah-desah

Berjalan tiada pasti, tak tahu menuju arah

Saat kaki lelah untuk melangkah

Kala diri tak tentu arah

Jiwa yang memang susah

Semakin rasakan gelisah

Hina dan lemah buatku kalah

Malu, tertunduk lesu dan pasarh

Luka hati ini semakin parah

Air mata pun basah bersimbah

Jika terus begini

Tiada ingin lagi

Kemelangkahkan kaki

Aku tak ingin lagi pergi

Tapi kujuga tak inin menangis, mertapi

Kalau hanya selalu seperti ini

Aku juga tak kan bertahan terus di sini

Tapi harus bagaimana……?

Apakah harus berjalan pergi

Atau tetap disini?

Dan wahai Allah Rabby….

Akankah nasib hamba-Mu terus seperti ini….?

Ya Allah……………!

Lihatlah hamba-Mu yang terrtimpa musibah

Datang ke sini ya Allah…..!

Masuklah ke dalam hatiku

Bawalah aku ke sisi-Mu

Jemputlah aku dengan hidayah-Mu


Faishal Ensath

Aku Cinta Indonesia

Indonesia, oh Indonesia…!

Lewat cerahnya merah-putihmu

Oh… sungguh tergambar simbol darah-tulang

Vitalitas dan semangat hidup para pejuang

Engkau lukis disana; terang, buatku terkenang

Yel-yel menggema

Orang-orang tengadahkan muka

Untuk menghormat, agungkan hari kemerdekaan

Mata melihat kiri-kanan

Ya, ada yang tampak spesial dalam pandangan

Corak merah-putih ramai berlambaian

Oleh tangan tergenggam, dibumi tertanamkan

Untukmu Indonesia

Negeriku

Tumpah darahku, bangsaku

Ribuan bahkan jutaan mulut bernyanyi

Yang dihiasi dengan wajah nan berseri-seri

Inilah rasa gembira, ungkapan cinta

Nan spesial menyambut ulang tahunmu

Dirgahayu bangsaku…!

Oh Indonesia, tanah airku

Negeriku tercinta…!

Enam puluh tiga tahun

Sudah terjalani masa kemerdekaan

Inilah saat bahagia

Agustus penuh suka